Rabu, 08 September 2010

Hitam dan Putih Tradisi Moedik

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh..

Sip, pagi ini saya akan berbicara mengenai sesuatu yang tak asing di telinga kita, yaitu tradisi "Mudik".. Seperti yang kita tahu, Mudik adalah pulang kampung.. Atau bahasa lainnya bersilahturahmi dengan keluarga yang jauh dari kita.. Tradisi Mudik ini biasa terjadi ketika kita bertemu dengan satu bulan yang mulia, yaitu bulan.. Bulan apa hayo?? Bulan Ramadhan pastinya dan sungguh terlalu apabila ada yang tidak mengetahui yang satu ini..




Uniknya tradisi ini adalah hanya terjadi di negara tercinta ini, Indonesia.. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote, dan yang pasti dari ujung ke ujung lagi pasti kenal dengan si Mudik ini.. Entah darimana tradisi ini didapatkan, ya mungkin saja ini inisiatif untuk bersilahturahmi dengan keluarga dengan tujuan mengobati kerinduan.. Biasanya kegiatan ini lebih marak terjadi ketika mendekati hari Lebaran.. Nah, Lebaran inilah yang pasti dinantikan seluruh umat Islam.. Selain bisa mempererat rasa kesaudaraan sesama Islam dan meminta maaf akan kesalahan di masa lalu, di waktu Lebaran ini kita bisa makan ketupat sayur, opor ayam dan pastinya mendapatkan THR.. Hehe, saya semangat kalau membicarakan ini.. Itulah uniknya Lebaran di Indonesia ini, karena di Negara Arab saja belum tentu ini dilakukan..

Kembali ke laptop, mudik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.. Naik kapal, ada.. Naik pesawat, wih enaknya, ada juga.. Naik mobil, sip sekeluarga.. Naik motor, nah ini mah biasa konvoi di jalan.. Naik bajaj, banyak pula.. Jalan kaki juga bisa, kalau jaraknya dekat sih tidak apa-apa.. Tapi kalau jauh, entah kapan sampainya.. Dan inilah masalah baru muncul, yaitu macet.. Nah, macet ini yang sering bikin orang frustasi.. Karena ada yang semalam suntuk duduk di jok mobil tapi hanya bisa merayap sejauh 3 km saja.. Ckckck.. Tapi biasanya seluruh perasaan emosi itu bisa langsung terobati apabila sudah sampai pada kampung halaman tercinta..


Di kampung halaman, selain bertemu dengan keluarga pastinya kita juga mengisinya dengan berlibur.. Banyak yang bisa dilakukan disana, tergantung kondisi dan selera anda.. Yang pasti, kita di kampung halaman bisa menikmati suasana yang damai, indah, dan hijau seperti layaknya kehidupan desa saat ini..


Oleh karena itu orang rela pergi mudik walau jarak dari rumah ke kampung itu sampai beratus-ratus km.. Seperti keluarga saya, rela membawa mobil dari sini ke Jombang dengan jarak lebih dari 700 km dan Alhamdulillah.. Selamat sampai tujuan..

Sisi hitam dari tradisi ini adalah kurang diperhatikannya keselamatan diri sendiri.. Tidak mobil, tidak motor pasti ada yang membawa beban diatas ketentuan.. Kendaraan mini bus pribadi saja yang badannya cukup besar saja tidak cukup untuk membawa oleh-oleh dari kota.. Dan pilihan terakhirnya adalah meletakkan beban itu di atas mobil.. Ckckck.. Tapi yang lebih parah pastinya yang membawa motor.. Ada yang membawa penumpang sebanyak 4 orang diatas kendaraan yang hanya memiliki 2 roda.. Masih kurang? Woke, setang, spakbor depan belakang, knalpot, tangki, jok belakang pun menjadi alternatif untuk membawa beban.. Tak terbayang berapa besar beban yang dibawa ke kampung halaman..


Memang sebenarnya ada kendaraan bus, pesawat, dan kereta yang lebih aman.. Namun ini Indonesia.. Ketika kantong semakin tipis, akhirnya modal nekat yang semakin tebal.. Tak tahu resiko, yang penting "Nyampe..".. Dan sebenarnya pemerintah juga harus disalahkan.. Kurangnya fasilitas negara membuat rakyatnya berpikir sedemikan rupa.. Jalan terakhir yang biasa ditempuh adalah mudik gratis yang diselenggarakan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.. Sip, sebenarnya ini murah meriah.. Namun lagi-lagi masalah lahir.. Banyaknya peminat mudik membuat kita harus berdesak-desakan dengan orang lain hanya untuk mendapatkan bangku gratis.. Huh, pastinya sesak yang didapat..

Sisi hitam lainnya yaitu mau menang sendiri.. Itulah salah satu sikap rakyat zaman sekarang.. Tak peduli orang lain, yang penting dirinya "Nyampe.." ke tujuan.. Salah satu penyebab kemacetan ya ini.. Apalagi kalau emosi sudah ikut campur dalam masalah ini.. Bukannya teman baru semakin bertambah, yang ada hanya lawan sesama pemudik yang didapat..

Masalah lainnya, yaitu membawa kendaraan secara "Tak tahu diri".. Sudah tahu membawa beban banyak, tapi masih saja kendaraan itu dikendarai dengan kecepatan tinggi.. Disinilah sumber kecelakaan bermunculan dan pastinya ada resiko yang didapatkan.. Resiko yang paling parah itu ya itu, kalau nyawa yang menjadi taruhannya.. Arti lainnya, kita tak sampai ke kampung halaman.. Kita malah sampai ke rumah sakit dan yang paling banter sampai ke kuburan.. Astagfirullah, sebesar itukah rasa rindu pada kampung halaman hingga menyebabkan ada nyawa yang menjadi korban..


Mudik sebenarnya tidak apa, bahkan saya setuju dengan kebiasaan ini.. Tapi semuanya kembali ke diri kita sendiri.. Maukah kita sampai tujuan tanpa ada yang hilang dari hidup kita? Nah, disitulah sikap mengalah, rendah hati, dan menyerahkan diri kita kepada Allah SWT yang akan menjadi tahap awal perjalanan kita.. Renungkan pula kalimat yang sering kita dengar ketika mudik : "Hati-hati di jalan, keluarga menunggu di rumah".. Sip, itulah sikap yang harus kita terapkan lagi, yaitu berhati-hati di jalan.. Janganlah terlalu bernafsu ketika mengendarai suatu kendaraan, karena nafsu itu akan membawa kita ke dalam bencana..

Sekian catatan saya kali ini.. Saya ucapkan selamat mudik bagi yang melaksanakannya dan hati-hati di jalan.. Serta jangan lupa bagi oleh-olehnya, karena berbagi itu salah satu kebahagiaan di dalam bulan Ramadhan.. Betul tidak?? Hehe..

Sekali lagi akhir kata, pentingkan kepentingan orang lain terlebih dahulu sebelum mementingkan diri sendiri.. Dan Minal 'Aidzin Wal Fa'idzin, Mohon Maaf Lahir Bathin.. Baik yang saya kenal maupun yang tidak saya kenal, saya mohon maaf bila ada salah baik di dalam penulisan maupun di dalam kehidupan nyata..


Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh..

NB : Sekali lagi jangan lupa oleh-oleh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar